Rabu, 09 Desember 2015

EKOLOGI LUMBA-LUMBA HIDUNG BOTOL



Taksonomi :
  • Kingdom        :  Animalia
  • Filum               : Chordata
  • Kelas               : Mammalia
  • Ordo               : Cetacea
  • Famili             : Delphinidae
  • Genus             : Tursiops
  • Species            : truncates
Lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) adalah spesies lumba-lumba yang paling umum dan paling dikenal orang. Habitatnya berada di perairan hangat di seluruh dunia dan dapat ditemui di hampir seluruh perairan kecuali Samudra Arktik dan Samudra Selatan.
Menurut Rudolph et al. (1997), spesies lumba-lumba hidung botol menyebar antara lain di Laut Jawa, Pulau Panaitan, sebelah barat Jawa, Pulau Sissie, sebelah timur Laut Seram, lepas pantai Papua, Samudera Pasifik, Lamalera, Pulau Solor, Pulau Biak, timur laut Papua, Selat Ambon, Selat Malaka, Selat Singapura, Kepulauan Riau, sebelah timur Pulau Bangka dan Selat Sunda.

Corkeron (1990) menyatakan bahwa lumba-lumba hidung botol biasanya terdapat diantara nearshore dan offshore dan menghabiskan 92% waktunya pada kedalaman kurang dari 32 m dan berada pada 1 km dari pantai.
Lumba-lumba hidung botol berwarna abu-abu yang bervariasi dari abu-abu gelap di bagian atas dekat sirip punggung ke abu-abu muda keputih-putihan di bagian bawah. Corak warna ini membuat mereka sulit dilihat dari atas dan bawah. Lumba-lumba hidung botol dewasa memiliki panjang antara 2 sampai 4 meter dan berat dari 150 sampai 650 kilogram.
Lumba-lumba dikenal sebagai hewan laut yang paling pintar dan memiliki sifat penolong.. Mamalia ini biasanya hidup berkelompok dengan jumlah dua hingga beberapa ratus individu tergantung dari jenisnya. Hewan yang termasuk dalam ordo Cetacea ini dapat hidup hingga 40-50 tahun. Berbeda dengan ikan, anak lumba-lumba lahir 3-6 tahun sekali dengan periode kehamilan 12 bulan dan periode menyusui 18-20 bulan. Seekor lumba-lumba Hidung Botol dapat dikatakan dewasa ketika berumur 5-13 tahun untuk betina sedangkan jantan 9-14 tahun. Mereka menggunakan suara dengan frekuensi tinggi untuk menangkap mangsanya yaitu invertebrata bentik (organisme tidak bertulang belakang yang hidup di dasar perairan) seperti
ikan dan cumi-cumi.

Anatomi Lumba-Lumba

Otak
Otak lumba-lumba (40% lebih besar dari otak manusia) dan sangat kompleks. Kedua sisi otak lumba-lumba bekerja secara terpisah. Lumba lumba berisitirahat dengan hanya mengaktifkan setengah dari otak mereka, dan mata nya terbuka sebelah. Selama 8 jam, kedua sisi otak itu sadar. Kemudian sisi yang kiri akan tidur selama 8 jam. Setelah sisi itu terbangun, sisi yang kanan akan tidur selama 8 jam. Dengan demikian lumba-lumba bisa tidur selama 8 jam tanpa harus berhenti secara fisik dan terus berenang.
Gigi
Beberapa spesies lumba-lumba memiliki hingga 250 gigi. Gigi lumba-lumba diyakini berfungsi sebagai antena untuk menerima suara yang masuk dan menentukan lokasi yang tepat dari sebuah objek.
Makanan     

Lumba-lumba hidung botol menggunakan berbagai metode untuk menangkap mangsanya. Selain menggunaan suara berfrekuensi tinggi, salah satunya adalah dengan menggunakan sponge yang diperkirakan berkembang pada abad ke-19. Spons (Sponge)ini diletakkan pada rostrum (moncong) agar terlindung dari bebatuan, cangkang, atau benda lain yang dapat melukai moncongnya. Begitu mangsa terlihat, maka sponge akan dilepaskan agar dapat menangkap mangsa. Namun tidak semua individu mengaplikasikan teknik ini.
Hasil penelitian tim peneliti Univeristas Zurich menemukan bahwa lumba-lumba Hidung Botol yang memanfaatkan sponge sebagai alat untuk memburu makanan, selanjutnya disebut spongers, memiliki jenis pakan yang berbeda dengan yang tidak memanfaatkan spons, yang selanjutnya disebut non-sponger,meskipun hidup dalam satu habitat. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa sponger umumnya memburu mangsa yang hidup didasar laut.
Mann et.al (2008) membuktikan bahwa sponger dan non-sponger tidak berkompetisi dalam mencari makan karena memiliki target dan kebiasaan yang berbeda. Sponger umumnya hidup soliter, menghabiskan waktu lebih lama di dasar laut untuk mencari makan dibandingkan dengan non-sponger. Kemampuan ini tidak memengaruhi tingkat kesuksesan dalam bereproduksi, namun masih belum diketahui apakah penggunaan sponge memengaruhi tingkat kesuksesan menangkap mangsa. Ancaman utama bagi spesies ini adalah penangkapan yang tidak disengaja (bycatch), terdampar (stranded) dan perusakan habitat oleh aktifitas manusia..
Sistem Pernapasan

Lumba-lumba bernapas melalui blowhole di atas kepala mereka. Beberapa jenis lumba-lumba harus naik ke permukaan untuk bernafas setiap 20 sampai 30 detik.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran, diketahui bahwa panjang saluran nasal T. aduncus adalah 11,72 cm dengan panjang celah blowhole 3,9 cm. Sepanjang saluran nasal dapat ditemukan 5 kantung udara. Struktur goosebeak yang dibentuk oleh kartilago epiglottis dan corniculata dapat ditemukan di laring T. aduncus. Panjang trakea, bronkus assesorius, bronkus sinister dan bronkus dexter berturut-turut adalah 10,82 cm, 7,5 cm, 4,3 cm, dan 6,5 cm. Sepanjang trakea sampai bronkiolus dapat ditemukan cincin kartilago tidak beraturan. Jumlah cincin kartilago trakea, bronkus assesorius, bronkus sinister dan bronkus dexter berturut-turut adalah 5 buah, 9 buah, 6 buah dan 13 buah. Tingkah laku bernafas T. aduncus di penangkaran dipengaruhi oleh lama waktu lumba-lumba di penangkaran.

Kemampuan berenang

Lumba-lumba dapat berenang dengan kecepatan 60 km/jam atau 37 mph.

Kelenjar Susu
Lumba-Lumba adalah binatang menyusui dimana sepasang kelenjar susu terletak di bagian perut. Lumba-lumba betina dapat mempertahankan kemampuan menyusi mereka bahkan setelah kehilangan kemampuan untuk membuat bayi.

Indera Penglihatan
Lumba-lumba memiliki penglihatan yang kurang baik. Sebagai gantinya, lumba-lumba menggunakan suara (sistem sonar) untuk mencari kearah mana dia harus berenang mencari makan.
Indera Penciuman
Lumba-lumba diyakini tidak memiliki indera penciuman.
Indera Pendengar
Lumba-lumba dapat mendengar frekuensi 10 kali atau lebih di atas batas atas pendengaran manusia dewasa.
Kemampua Khusus
Lumba-lumba dapat mentoleransi dan pulih dari cedera ekstrim, seperti gigitan ikan hiu.
Siklus Hidup
  • Bayi
    Bayi lumba-lumba (juga disebut calf) lahir setelah masa hamil 11-12 bulan.
Janin lumba-lumba

  • Remaja
    Setelah berumur 3-6 tahun, lumba-lumba remaja akan memutuskan jalan hidup mereka sendiri untuk tetap dalam kawanan induknya atau meninggalkan induk dan kawanannya.
  • Dewasa
    Saat usia 5-13 tahun, lumba-lumba betina dewasa akan kembali ke kelompok di mana mereka dilahirkan. Kawanan lumba-lumba juga dikenal dengan nama pod, untuk kawanan dengan jumlah ratusan lumba-lumba di dalamnya sering disebut dengan superpod. Lumba-lumba mencapai kematangan seksual pada usia sekitar 7-12 tahun untuk betina dan 10-15 tahun untuk jantan.
Masa Kawin
Sekitar usia 12 tahun, lumba-lumba jantan akan mencari pasangan untuk berkembang biak. Mereka terkadang terlibat dalam tindakan agresi sebagai bentuk persaingan memperebutkan betina. Musim kawin biasanya terjadi selama musim semi. Lumba-lumba akan menjajaki masa perkenalan dengan pasangan selama berhari-hari. Pada masa ini, pasangan akan terlihat selalu berenang bersama dan saling membelai dengan sirip mereka. Proses kawin berlangsung sangat cepat, biasanya dalam hitungan detik.
Proses Kelahiran
Tidak seperti mamalia darat, proses kelahiran lumba-lumba dimulai dengan ekor keluar terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan jika kepala yang keluar pertama, tidak akan cukup waktu untuk sang bayi mencapai permukaan untuk bernapas. Proses kelahiran lumba-lumba memakan waktu sekitar 3 jam, dan selama proses ini akan ada darah, yang akan memancing pemangsa seperti hiu untuk mendekat. Untuk melindungi induk lumba-lumba saat melahirkan, lumba-lumba lain dalam kelompok akan membentuk lingkaran di sekelilingnya. Bayi lumba-lumba yang baru lahir akan dibantu oleh sang induk dibawa ke permukaan agar bisa menghirup udara. Lumba-lumba betina biasanya akan melahirkan sekitar setiap 4 atau 5 tahun. Mereka memilih merawat anak-anaknya terlebih dahulu hingga cukup mandiri, sebelum mengandung anak berikutnya. Seekor lumba-lumba mampu memiliki hingga 11 anak dalam seumur hidup mereka, dan masih dapat kawin hingga usia di atas 40 tahun. Harapan hidup lumba-lumba jantan adalah 40 tahun, dan 50 tahun untuk betina.
Predator
Predator utama lumba-lumba adalah ikan hiu. Namun manusia juga berperan besar dalam berkurangnya populasi lumba-lumba. Daging lumba-lumba dikonsumsi di sejumlah kecil negara di seluruh dunia, termasuk Jepang dan Peru.
Lumba-lumba Sebagai Alternatif Terapi
Ikan lumba-lumba hidung botol ternyata bisa membantu terapi pengobatan untuk beberapa jenis penyakit, terutama gangguan fungsi syaraf motorik. Diantaranya autis dan down syndrom atau depresi berat. Autisme adalah gangguan perkembangan yang kompleks, disebabkan adanya kerusakan pada otak, atau merupakan gangguan neurobiologis yang diakibatkan oleh pengaruh biokimia, lingkungan buruk, dan psikologis. Anak mengalami gangguan seputar perkembangan komunikasi, perilaku, kemampuan bersosialisasi, dan lain-lain. Anak dengan gangguan autis dikenal sebagai pribadi yang tak mampu berkomunikasi dengan orang terdekat sekalipun. Anak autis juga tak mampu mengekspresikan perasaan dan keinginannya, seringkali tertawa atau menangis sendiri.
Orang tua dari seorang anak yang menderita autis umumnya rela membayar betapapun asalkan anaknya bisa disembuhkan. Namun sering kali sangat sulit menemukan terapi yang tepat  untuk menyembuhkan anak autis.

Kegemaran lumba-lumba bermain memudahkan hewan ini akrab dengan manusia. Hewan ini mampu mengirimkan serangkaian sinyal ultrasonik untuk mendeteksi keberadaan benda di sekitarnya. Otaknya yang lebih besar dari simpanse atau kera membuatnya tergolong binatang cerdas.Di tubuh lumba-lumba terkandung potensi yang bisa menyelaraskan kerja syaraf motorik dan sensorik penderita autis. Sebab lumba-lumba mempunyai gelombang sonar yang dapat merangsang otak manusia untuk memproduksi energi yang ada dalam tulang tengkorak, dada, dan tulang belakang pasien sehingga dapat membentuk keseimbangan antara otak kanan dan kiri.  
Gelombang suara dari lumba-lumba juga dapat meningkatkan neurotransmiter. Ketika berinteraksi dengan lumba-lumba, hormon endrofin pada manusia meningkat. Hal ini membuat terbentuknya keseimbangan antar otak kiri dan kanan.

Ikan lumba-lumba juga memiliki kemampuan melakukan terapi melalui totokan, gigitan halus, kibasan tubuh. Lumba-lumba akan menunjukkan reaksi dan mencoba berkomunikasi dengan pasien. Mulai totokan dikaki, tubuh, dan kepala. Uniknya bagian tubuh yang ditotok setiap harinya berbeda, sehingga tampak sistematis.

Ada beberapa tahap yang perlu dilalui pasien sebelum menjalani terapi lumba-lumba. Tahap pertama adalah proses adaptasi dengan hewan ini. Pasien di dalam kolam kan dikelilingi dan disentuhnya. Biasanya adaptasi membutuhkan waktu 1 hari. Pada tahap berikutnya selama mengelilingi pesien, lumba-lumba akan mengeluarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk mendeteksi bagian-bagian yang mengalami ganggua, yaitu bagian yang memiliki tingkat kekentalan yang berbeda dengan bagian yang normal.

Pada terapi untuk autis, delapan faktor respons yang menjadi fokus pengamatan, yaitu komunikasi, emosional, fokus perhatian, percaya diri, kelincahan, koordinasi, kontak mata, dan ketenangan. Anak-anak autis tersebut mampu menerima stimulasi dan mulai memberi perhatian.
Dalam perkembanganya lumba-lumba tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak
down syndrom dan autis saja, juga untuk orang dewasa yang mengalami gangguan mental dan sensor saraf indra. Lumba-lumba bisa dijadikan sarana terapi karena mampu berinteraksi dengan manusia.

Penelitian terhadap ikan lumba-lumba sebagai terapi ini masih terus dikembangkan. Diprioritaskan untuk mengetahui pola spektrum dari gelombang suara dari hewan ini. Yaitu pola seberapa besar spektrum frekuensi gelombang suara dari lumba-lumba untuk terapi berdasarkan jenis penyakit pasien. Karena dari hasil rekaman gelombang sonar frekuensi gelombang suara memang ada yang berbeda untuk tiap jenis penyakit. Ikan lumba-lumba yang bisa dilatih untuk melaksanakan terapi adalah jenis jantan.

Referensi :


uuluburmisszoologi.blogspot.com
https://adearisandi.wordpress.com/2011/08/10/siklus-hidup-lumba-lumba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar