Taksonomi :
- Kingdom : Animalia
- Filum : Chordata
- Kelas : Mammalia
- Ordo : Cetacea
- Famili : Delphinidae
- Genus : Tursiops
- Species : truncates
Lumba-lumba
hidung botol (Tursiops truncatus) adalah spesies lumba-lumba yang paling umum dan paling dikenal orang.
Habitatnya berada di perairan hangat di seluruh dunia dan dapat ditemui di
hampir seluruh perairan kecuali Samudra Arktik dan Samudra Selatan.
Menurut Rudolph et al. (1997), spesies lumba-lumba hidung
botol menyebar antara lain di Laut Jawa, Pulau Panaitan, sebelah barat Jawa,
Pulau Sissie, sebelah timur Laut Seram, lepas pantai Papua, Samudera Pasifik,
Lamalera, Pulau Solor, Pulau Biak, timur laut Papua, Selat Ambon, Selat Malaka,
Selat Singapura, Kepulauan Riau, sebelah timur Pulau Bangka dan Selat Sunda.
Corkeron
(1990) menyatakan bahwa lumba-lumba hidung botol biasanya terdapat diantara nearshore
dan offshore dan menghabiskan 92% waktunya pada kedalaman kurang
dari 32 m dan berada pada 1 km dari pantai.
Lumba-lumba
hidung botol berwarna abu-abu yang bervariasi dari abu-abu gelap di bagian atas
dekat sirip punggung ke
abu-abu muda keputih-putihan di bagian bawah. Corak warna ini membuat mereka
sulit dilihat dari atas dan bawah. Lumba-lumba hidung botol dewasa memiliki
panjang antara 2 sampai 4 meter dan berat dari 150 sampai 650 kilogram.
Lumba-lumba dikenal sebagai hewan laut yang
paling pintar dan memiliki sifat penolong.. Mamalia ini biasanya hidup
berkelompok dengan jumlah dua hingga beberapa ratus individu tergantung dari
jenisnya. Hewan yang termasuk dalam ordo Cetacea ini dapat hidup hingga
40-50 tahun. Berbeda dengan ikan, anak lumba-lumba lahir 3-6 tahun sekali
dengan periode kehamilan 12 bulan dan periode menyusui 18-20 bulan. Seekor
lumba-lumba Hidung Botol dapat dikatakan dewasa ketika berumur 5-13 tahun untuk
betina sedangkan jantan 9-14 tahun. Mereka menggunakan suara dengan frekuensi
tinggi untuk menangkap mangsanya yaitu invertebrata bentik (organisme tidak
bertulang belakang yang hidup di dasar perairan) seperti
ikan dan cumi-cumi.
Anatomi Lumba-Lumba
Otak
Otak lumba-lumba (40% lebih besar dari otak manusia) dan sangat
kompleks. Kedua sisi otak lumba-lumba bekerja secara terpisah. Lumba lumba
berisitirahat dengan hanya mengaktifkan setengah dari otak mereka, dan mata nya
terbuka sebelah. Selama 8 jam, kedua sisi otak itu sadar. Kemudian sisi yang
kiri akan tidur selama 8 jam. Setelah sisi itu terbangun, sisi yang kanan akan
tidur selama 8 jam. Dengan demikian lumba-lumba bisa tidur selama 8 jam tanpa
harus berhenti secara fisik dan terus berenang.
Gigi
Beberapa spesies lumba-lumba memiliki hingga 250 gigi. Gigi
lumba-lumba diyakini berfungsi sebagai antena untuk menerima suara yang masuk
dan menentukan lokasi yang tepat dari sebuah objek.
Makanan
Lumba-lumba hidung botol menggunakan berbagai metode untuk menangkap mangsanya. Selain menggunaan suara
berfrekuensi tinggi, salah satunya adalah dengan menggunakan sponge yang
diperkirakan berkembang pada abad ke-19. Spons (Sponge)ini
diletakkan pada rostrum (moncong) agar terlindung dari bebatuan,
cangkang, atau benda lain yang dapat melukai moncongnya. Begitu mangsa
terlihat, maka sponge akan dilepaskan agar dapat menangkap mangsa. Namun
tidak semua individu mengaplikasikan teknik ini.
Hasil
penelitian tim peneliti Univeristas Zurich menemukan bahwa lumba-lumba Hidung
Botol yang memanfaatkan sponge sebagai alat untuk memburu makanan,
selanjutnya disebut spongers, memiliki jenis pakan yang berbeda dengan
yang tidak memanfaatkan spons, yang selanjutnya disebut non-sponger,meskipun
hidup dalam satu habitat. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa sponger
umumnya memburu mangsa yang hidup didasar laut.
Mann et.al
(2008) membuktikan bahwa sponger dan non-sponger tidak
berkompetisi dalam mencari makan karena memiliki target dan kebiasaan yang
berbeda. Sponger umumnya hidup soliter, menghabiskan waktu lebih
lama di dasar laut untuk mencari
makan dibandingkan dengan non-sponger. Kemampuan ini tidak memengaruhi
tingkat kesuksesan dalam bereproduksi, namun masih belum diketahui apakah
penggunaan sponge memengaruhi tingkat kesuksesan menangkap mangsa.
Ancaman utama bagi spesies ini adalah penangkapan yang tidak disengaja (bycatch),
terdampar (stranded) dan perusakan habitat oleh aktifitas manusia..
Sistem Pernapasan
Lumba-lumba
bernapas melalui blowhole di atas kepala mereka. Beberapa jenis lumba-lumba
harus naik ke permukaan untuk bernafas setiap 20 sampai 30 detik.
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pengukuran, diketahui bahwa panjang saluran nasal T.
aduncus adalah 11,72 cm dengan panjang celah blowhole 3,9 cm. Sepanjang saluran
nasal dapat ditemukan 5 kantung udara. Struktur goosebeak yang dibentuk oleh
kartilago epiglottis dan corniculata dapat ditemukan di laring T. aduncus.
Panjang trakea, bronkus assesorius, bronkus sinister dan bronkus dexter
berturut-turut adalah 10,82 cm, 7,5 cm, 4,3 cm, dan 6,5 cm. Sepanjang trakea
sampai bronkiolus dapat ditemukan cincin kartilago tidak beraturan. Jumlah
cincin kartilago trakea, bronkus assesorius, bronkus sinister dan bronkus
dexter berturut-turut adalah 5 buah, 9 buah, 6 buah dan 13 buah. Tingkah laku
bernafas T. aduncus di penangkaran dipengaruhi oleh lama waktu lumba-lumba di
penangkaran.
Kemampuan berenang
Lumba-lumba
dapat berenang dengan kecepatan 60 km/jam atau 37 mph.
Kelenjar Susu
Lumba-Lumba
adalah binatang menyusui dimana sepasang kelenjar susu terletak di bagian
perut. Lumba-lumba betina dapat mempertahankan kemampuan menyusi mereka bahkan
setelah kehilangan kemampuan untuk membuat bayi.
Indera Penglihatan
Lumba-lumba memiliki penglihatan yang kurang baik. Sebagai
gantinya, lumba-lumba menggunakan suara (sistem sonar) untuk mencari kearah
mana dia harus berenang mencari makan.
Indera
Penciuman
Lumba-lumba diyakini tidak memiliki indera penciuman.
Indera
Pendengar
Lumba-lumba dapat mendengar frekuensi 10 kali atau lebih di atas
batas atas pendengaran manusia dewasa.
Kemampua Khusus
Lumba-lumba dapat mentoleransi dan pulih dari cedera ekstrim,
seperti gigitan ikan hiu.
Siklus
Hidup
- Bayi
Bayi lumba-lumba (juga disebut calf) lahir setelah masa hamil 11-12 bulan.
Janin lumba-lumba
- Remaja
Setelah berumur 3-6 tahun, lumba-lumba remaja akan memutuskan jalan hidup mereka sendiri untuk tetap dalam kawanan induknya atau meninggalkan induk dan kawanannya.
- Dewasa
Saat usia 5-13 tahun, lumba-lumba betina dewasa akan kembali ke kelompok di mana mereka dilahirkan. Kawanan lumba-lumba juga dikenal dengan nama pod, untuk kawanan dengan jumlah ratusan lumba-lumba di dalamnya sering disebut dengan superpod. Lumba-lumba mencapai kematangan seksual pada usia sekitar 7-12 tahun untuk betina dan 10-15 tahun untuk jantan.
Masa
Kawin
Sekitar usia 12 tahun, lumba-lumba jantan akan mencari pasangan
untuk berkembang biak. Mereka terkadang terlibat dalam tindakan agresi sebagai
bentuk persaingan memperebutkan betina. Musim kawin biasanya terjadi selama
musim semi. Lumba-lumba akan menjajaki masa perkenalan dengan pasangan selama
berhari-hari. Pada masa ini, pasangan akan terlihat selalu berenang bersama dan
saling membelai dengan sirip mereka. Proses kawin berlangsung sangat cepat,
biasanya dalam hitungan detik.
Proses
Kelahiran
Tidak seperti mamalia darat, proses kelahiran lumba-lumba dimulai
dengan ekor keluar terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan jika kepala yang keluar
pertama, tidak akan cukup waktu untuk sang bayi mencapai permukaan untuk
bernapas. Proses kelahiran lumba-lumba memakan waktu sekitar 3 jam, dan selama
proses ini akan ada darah, yang akan memancing pemangsa seperti hiu untuk
mendekat. Untuk melindungi induk lumba-lumba saat melahirkan, lumba-lumba lain
dalam kelompok akan membentuk lingkaran di sekelilingnya. Bayi lumba-lumba yang
baru lahir akan dibantu oleh sang induk dibawa ke permukaan agar bisa menghirup
udara. Lumba-lumba betina biasanya akan melahirkan sekitar setiap 4 atau 5
tahun. Mereka memilih merawat anak-anaknya terlebih dahulu hingga cukup
mandiri, sebelum mengandung anak berikutnya. Seekor lumba-lumba mampu memiliki
hingga 11 anak dalam seumur hidup mereka, dan masih dapat kawin hingga usia di
atas 40 tahun. Harapan hidup lumba-lumba jantan adalah 40 tahun, dan 50 tahun
untuk betina.
Predator
Predator
utama lumba-lumba adalah ikan hiu. Namun manusia juga berperan besar dalam
berkurangnya populasi lumba-lumba. Daging lumba-lumba dikonsumsi di sejumlah
kecil negara di seluruh dunia, termasuk Jepang dan Peru.
Lumba-lumba Sebagai Alternatif Terapi
Ikan
lumba-lumba hidung botol ternyata bisa membantu terapi pengobatan untuk
beberapa jenis penyakit, terutama gangguan fungsi syaraf motorik. Diantaranya
autis dan down syndrom atau depresi berat. Autisme adalah gangguan perkembangan
yang kompleks, disebabkan adanya kerusakan pada otak, atau merupakan gangguan
neurobiologis yang diakibatkan oleh pengaruh biokimia, lingkungan buruk, dan
psikologis. Anak mengalami gangguan seputar perkembangan komunikasi, perilaku,
kemampuan bersosialisasi, dan lain-lain. Anak dengan gangguan autis dikenal
sebagai pribadi yang tak mampu berkomunikasi dengan orang terdekat sekalipun.
Anak autis juga tak mampu mengekspresikan perasaan dan keinginannya, seringkali
tertawa atau menangis sendiri.
Orang
tua dari seorang anak yang menderita autis umumnya rela membayar betapapun
asalkan anaknya bisa disembuhkan. Namun sering kali sangat sulit menemukan
terapi yang tepat untuk menyembuhkan anak autis.
Kegemaran
lumba-lumba bermain memudahkan hewan ini akrab dengan manusia. Hewan ini mampu
mengirimkan serangkaian sinyal ultrasonik untuk mendeteksi keberadaan benda di
sekitarnya. Otaknya yang lebih besar dari simpanse atau kera membuatnya
tergolong binatang cerdas.Di tubuh lumba-lumba terkandung potensi yang bisa menyelaraskan
kerja syaraf motorik dan sensorik penderita autis. Sebab lumba-lumba mempunyai
gelombang sonar yang dapat merangsang otak
manusia untuk memproduksi energi yang ada dalam tulang tengkorak, dada, dan
tulang belakang pasien sehingga dapat membentuk keseimbangan antara otak kanan
dan kiri.
Gelombang
suara dari lumba-lumba juga dapat meningkatkan neurotransmiter. Ketika berinteraksi
dengan lumba-lumba, hormon endrofin pada manusia meningkat. Hal ini membuat terbentuknya
keseimbangan antar otak kiri dan kanan.
Ikan
lumba-lumba juga memiliki kemampuan melakukan terapi melalui totokan, gigitan
halus, kibasan tubuh. Lumba-lumba akan menunjukkan reaksi dan mencoba
berkomunikasi dengan pasien. Mulai totokan dikaki, tubuh, dan kepala. Uniknya bagian tubuh yang
ditotok setiap harinya berbeda, sehingga tampak
sistematis.
Ada
beberapa tahap yang perlu dilalui pasien sebelum menjalani terapi lumba-lumba.
Tahap pertama adalah proses adaptasi dengan hewan ini. Pasien di dalam kolam
kan dikelilingi dan disentuhnya. Biasanya adaptasi membutuhkan waktu 1 hari.
Pada tahap berikutnya selama mengelilingi pesien, lumba-lumba akan mengeluarkan
gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk mendeteksi bagian-bagian yang
mengalami ganggua, yaitu bagian yang memiliki tingkat kekentalan yang berbeda
dengan bagian yang normal.
Pada
terapi untuk autis, delapan faktor respons yang menjadi fokus pengamatan, yaitu
komunikasi, emosional, fokus perhatian, percaya diri, kelincahan, koordinasi,
kontak mata, dan ketenangan. Anak-anak autis tersebut mampu menerima stimulasi
dan mulai memberi perhatian.
Dalam perkembanganya lumba-lumba tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak down syndrom dan autis saja, juga untuk orang dewasa yang mengalami gangguan mental dan sensor saraf indra. Lumba-lumba bisa dijadikan sarana terapi karena mampu berinteraksi dengan manusia.
Dalam perkembanganya lumba-lumba tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak down syndrom dan autis saja, juga untuk orang dewasa yang mengalami gangguan mental dan sensor saraf indra. Lumba-lumba bisa dijadikan sarana terapi karena mampu berinteraksi dengan manusia.
Penelitian
terhadap ikan lumba-lumba sebagai terapi ini masih terus dikembangkan. Diprioritaskan
untuk mengetahui pola spektrum dari gelombang suara dari hewan ini. Yaitu pola seberapa
besar spektrum frekuensi gelombang suara dari lumba-lumba untuk terapi
berdasarkan jenis penyakit pasien. Karena dari hasil rekaman gelombang sonar frekuensi gelombang suara memang ada yang
berbeda untuk tiap jenis penyakit. Ikan lumba-lumba yang bisa dilatih untuk
melaksanakan terapi adalah jenis jantan.
Referensi :
uuluburmisszoologi.blogspot.com
https://adearisandi.wordpress.com/2011/08/10/siklus-hidup-lumba-lumba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar